Kamis, 14 Mei 2009

Pembangunan Perkebunan di Kalimantan Selatan


PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
DI KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN

Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Kalimantan Selatan sebagai bagian integral dari pembangunan wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dilaksanakannya pembangunan Sub Sektor Perkebunan untuk memperkuat kerangka dasar pondasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan serta meningkatkan stabilitas dan ketahanan Nasional yang sehat dan dinamis.

Pembangunan Sub Sektor Perkebunan diarahkan tidak hanya pada upaya meningkatkan produksi-produktivitas semata, tetapi lebih diupayakan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kualitas kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu seluruh kegiatan pembangunan perkebunan lebih menekankan pada pembinaan dan pemberdayaan petani/masyarakat perkebunan, baik dalam kemampuan menjalankan usaha tani, pemasaran hasil, berkemampuan menerapkan teknologi dan dapat memanfaatkan seoptimal mungkin sumberdaya secara efektif, efisien dan lestari.

Kegiatan pokok usaha tani yang diprioritaskan dalam pengembangan pembangunan perkebunan adalah peremajaan, intensifikasi, diversifikasi, dan peningkatan kemampuan swadaya dan kualitas sumberdaya manusia, melalui pola kerjasama kemitraan antara masyarakat petani dan pengusaha perkebunan. Strategi pengembangan komoditas lebih diarahkan pada upaya mempertangguh basis usaha, memperkuat daya saing, dengan menekankan upaya peningkatan produktivitas, perbaikan mutu hasil, peningkatan efisiensi serta penganekaragaman produksi dan usaha dalam rangka peningkatan nilai tambah.

Kondisi Umum Wilayah

Secara geografis, Propinsi Kalimantan Selatan menempati potensi strategis dalam hubungan interseluler, didukung dengan kondisi infrastruktur transportasi yang memadai. Daerah ini mampu menjadi pusat produksi dan perdagangan sesuai dengan kondisi agroklimatnya, banyak alternatif pilihan komoditas yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Potensi lahan yang diarahkan untuk pengembangan perkebunan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan Perda No. 9 Tahun 2000 meliputi areal seluas 1.086.123 Ha, sementara areal efektif pertanaman perkebunan yang telah ada sampai dengan tahun 2007 baru mencapai 510.352 Ha atau 46,99 % dari luas yang dicadangkan, dengan produksi 482.026,37 ton/th, sedang untuk potensi pengembangan perkebunan 575.771 Ha (53,01%). Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan sumberdaya lahan ini adalah (1) Tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah, (2) Pemilikan lahan petani yang relatif sempit < 0,5 Ha, (3) Status kepemilikan tanah.

Sampai dengan akhir tahun 2007, luas areal perkebunan di Kalimantan Selatan tercatat 510.352 Ha, meliputi Perkebunan Rakyat (PR) 272.418 Ha (53,38%), Perkebunan Besar Negara (PBN) 18.744 Ha (3,67%), dan Perkebunan Besar Swasta 219.190 Ha (42,95%) sedangkan produksi tahun 2007 sebesar 482.026,37 ton/th.

Berdasarkan data perkembangan luas areal dan produksi masing-masing komoditas, laju peningkatan produksi terjadi tidak saja karena areal produktif yang meningkat tetapi juga oleh karena meningkatnya produktivitas. Namun demikian data produktivitas yang telah mampu dicapai dari masing-masing komoditas pada umumnya masih dibawah angka potensialnya, perbandingan luas dan produksi beberapa komoditas perkebunan.

EKSPOR HASIL PERKEBUNAN

NO
KOMODITAS
2005
2006
2007
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
I
Karet
1,446.98
13,916.99
49,979.57
94,138.06
50,953.18
95,544.22

- RSS
958.78
1,373.55
1,226.78
2,637.26
1,324.14
2,826.72

- SIR
10,308.33
12,388.22
48,744.19
91,494.94
49,621.20
92,717.24

- Latex
199.87
155.22
8.60
5.89
7.84
5.26
II
Kelapa Sawit






- CPO
33,549.50
12,608.75
75,975.52
22,902.54
79,641.92
24,028.16

- Limbah Sawit
-
-
855.96
217.26
902.67
287.20
III
Pinang
-
-
18.2
7.77
17.86
7.28

Produk hasil komoditas perkebunan hampir seluruhnya masih dalam bentuk produk primer, sehingga nilai tambah dari sektor perkebunan belum didapat, nilai tambah bisa dicapai apabila dilaksanakan pengembangan industri manufacturing setempat, yang sekaligus akan memperkuat keutuhan sistem agribisnis komoditas perkebunan yang bersangkutan.

Komoditas Karet

Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat, pada akhir tahun 2007 telah mencapai areal tanam seluas 192.142 Ha, terbagi dalam tiga pola pengusahaan : (1) Perkebunan rakyat sebesar 166.069 Ha (86,43%), (2) perkebunan besar negara (PBN) sebesar 13.879 Ha (7,22%) dan (3) perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 12.194 Ha (6,35%). Sementara produksi rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton setara karet kering pertahun, yang dihasilkan dari areal pertanaman karet seluas 118.248 Ha (Tanaman Menghasilkan), dengan tingkat produktivitas tanaman rata-rata sebesar 1.082,03 Kg/ha/thn.

Harga komoditas karet berfluktuatif dan berkecenderungan semakin membaik, nilai ekspor tahun 2006 mencapai 94.138.060,00 US $, prospek permintaan produksi barang jadi karet terus meningkat, sementara pengelolaan dari barang setengah jadi ke barang jadi di Kalimantan Selatan belum berkembang.

Di Kalimantan Selatan telah berdiri 11 buah pabrik Crumb Rubber, 3 buah pabrik Skoot dan 1 buah pabrik Lateks Pekat dengan Kapasitas olah bahan baku karet setara ± 192.700 ton karet kering.

LUAS PENGEMBANGAN KARET PER KABUPATEN TAHUN 2007

NO
KABUPATEN
STATUS PENGUSAHAAN
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong
49.362
0
2.346
51.708
2
Balangan
32.708
536
0
33.244
3
Hulu Sungai Utara
751
0
0
751
4
Hulu Sungai Tengah
15.509
0
0
15.509
5
Hulu Sungai Selatan
10.803
0
0
10.803
6
Tapin
17.305
0
990
18.295
7
Tanah Laut
6.494
0
4.712
11.206
8
Kotabaru
3.386
0
0
3.386
9
Tanah Bumbu
6.789
2.352
3.304
12.445
10
Banjar
21.499
10.991
842
33.332
11
Barito Kuala
821
0
0
821
12
Banjarbaru
642
0
0
642
13
Banjarmasin
0
0
0
0
JUMLAH
166.069
13.879
12.194
192.142

PRODUKSI KARET PER KABUPATEN TAHUN 2007

NO
KABUPATEN
PRODUKSI (TON)
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong

33.001,00

0

3.229,01

36.230,01

2
Balangan

23.192,00

554,01

0

23.746,01

3
Hulu Sungai Utara

143,60

0

0

143,60

4
Hulu Sungai Tengah

6.327,11

0

0

6.327,11

5
Hulu Sungai Selatan

3.675,00

0

0

3.675,00

6
Tapin

10.871,20

0

309,90

11.181,10

7
Tanah Laut

1.353,80

0

2.174,52

3.528,32

8
Kotabaru

1.569,50

0

0

1.569,50

9
Tanah Bumbu

4.668,38

2.436,85

3.199,00

10.304,23

10
Banjar

10.959,60

5.001,00

89,30

16.049,90

11
Barito Kuala

42,28

0

0

42,28

12
Banjarbaru

455,00

0

0

455,00

13
Banjarmasin

0

0

0

0

JUMLAH

96.258

7.991,86

9.001,73

113.252,06


PABRIK KARET DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2007

NO
NAMA PERUSAHAAN
LOKASI PABRIK/
KABUPATEN
KAPASITAS PABRIK
(TON/TH)
KAPASITAS TERPAKAI
(TON/TH)
BENTUK PRODUK
1

PT. INSAN BONAFIDE

BANJARMASIN

36.000

24.000

CR

2

PT. BALIMAS

BANJARMASIN

14.000

12.000

CR

3

PT. BATU AGUNG MULIA.

BANJARMASIN

9.000

9.000

CR

4

PT. DHARMA KAL. JAYA

H. S. Tengah

20.000

18.000

CR

5

PT. HOK TONG.

BANJARMASIN

15.000

10.000

CR

6

PT. BUMI PASAMAN

H.S. Utara

1.800

1.000

CR

7

PT. BUMI PASAMAN

H. S. Tengah

3.600

3.000

CR/RSS

8

PTPN XIII

Danau Salak

12.000

12.000

CL

9

PT. KARIAS TABING

H.S. Utara

11.000

6.000

RSS

10

PT. POLYMERS INDONESIA

BANJARMASIN

9.000

6.000

RSS

11

PTPN XII D.SALAK

BANJAR

40.000

40.000

CR

12

PTPN XIII (CRF.Tambarangan)

TAPIN

36.000

36.000

CR

13

PT. CAKUNG PERMATA. N.

TABALONG

20.000

10.000

Latek Pekat

JUMLAH

227.400

187.000


Komoditas Kelapa Sawit

Pengembangan komoditas kelapa sawit di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat, yang pengembangannya dimulai pada tahun 1990 an sampai dengan akhir tahun 2007 telah mencapai areal tanam seluas 254.572 Ha, yang dikelola oleh pola pengusahaan Perkebunan Rakyat (PR) 46.644 Ha (18,32%), Perkebunan Besar Negara (PBN) 4.865 Ha (1,91%), Pekebunan Besar Swasta 203.063 Ha (79,77%).

Kecemburuan masyarakat di sekitar perkebunan besar teratasi dengan melaksanakan kemitraan pembangunan kebun kelapa sawit untuk masyarakat, melalui program revitalisasi perkebunan, pembinaan teknis budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran hasil.

Ketersediaan bibit kelapa sawit di Kalimantan Selatan sangat tergantung pada sumber benih maka untuk memudahkan mendapatkan benih kelapa sawit dilakukan pola Waralaba dengan salah satu sumber benih yaitu PPKS Medan dari tahun 2003 s/d tahun 2007 sudah ada 7 penangkar yang telah berwaralaba.

Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kalimantan Selatan berjumlah 14 unit dengan produksi 227.400 Ton/Thn kapasitas pabrik.

Nilai tambah dari produksi kelapa sawit dapat diperoleh, bila dibangun pengembangan industri setempat yang merupakan industri lanjutan untuk mengolah CPO menjadi minyak dan derivat-derivat lainnya.

LUAS PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT PER KABUPATEN TAHUN 2007

NO
KABUPATEN
STATUS PENGUSAHAAN
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong

815

0

6.374

7.189

2
Balangan

263

0

2.227

2.490

3
Hulu Sungai Utara

10

0

0

10

4
Hulu Sungai Selatan

1.533

0

0

1.533

5
Tapin

100

0

0

100

6
Tanah Laut

5.974

3.365

68.048

77.387

7
Kotabaru

14.943

1.500

99.595

116.038

8
Tanah Bumbu

22.058

0

26.819

48.877

9
Banjar

690

0

3.280

3.970

10
Barito Kuala

168

0

0

168

11
Banjarbaru

100

0

0

100

JUMLAH

46.654

4.865

206.343

257.862


PRODUKSI KELAPA SAWIT PER KABUPATEN TAHUN 2007

NO
KABUPATEN
PRODUKSI (TON)
WUJUD
PRODUKSI
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong

0

0

11.908,40

CPO


0

0

2.461,90

Inti Sawit

2
Balangan

114,10

0

4.522,90

CPO


34,79

0

958,50

Inti Sawit

3
Tanah Laut

1.625,23

0

35.190,10

CPO


491,29

0

7.850,72

Inti Sawit

4
Kotabaru

21.369,29

3.008,76

183.085,53

CPO


5.490,89

683,96

40.000,70

Inti Sawit

5
Tanah Bumbu

28.051,30

0

43.315,00

CPO

6.920,60

0

9.177,74

Inti Sawit


JUMLAH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS) S/D TAHUN 2007

NO
NAMA PERUSAHAAN
KAPASITAS
(TON/JAM)
RATA-RATA PRODUKSI PER BULAN
CPO (TON)
IS (TON)
1
SINAR MAS GROUP (Batu Ampar)
60
5.000
1.000
2
SINAR MAS GROUP (Sei Kupang)
60
5.000
1.000
3
SINAR MAS GROUP (Senakin)
15
1.250
250
4
PT. BERSAMA SEJAHTERA SAKTI
40
2.261
406
5
PT. LANGGENG MUARA MAKMUR
60
2.877
510
6
PT. LAGUNA MANDIRI
60
4.927
713
7
PT. PARIPURNA SWAKARSA
60
3.403
466
8
PT. LADANG RUMPUN SUBUR. A
60
2.161
420
9
PT. SAJANG HEULANG
15
675
126
10
PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
60
450
235
11
PT. BUANA KARYA BHAKTI
30
485
187
12
PT. ALAM RAYA KENCANA MAS
30
1.419
295
13
PT. SMART, Tbk
30
1.185
283
TOTAL
580
-
-

Komoditas Kelapa dalam

Luas areal perkebunan kelapa dalam sampai dengan akhir tahun 2007 baru mencapai 47.967 Ha, yang semuanya (100%) merupakan pola pengusahaan Perkebunan Rakyat (PR). Produksi kelapa setara kopra sebesar 30.581,46 ton/thn atau ± 214.594.170 butir kelapa segar per tahun, dengan perkiraan hasil limbah yang dapat dimanfaatkan berupa sabut kelapa ± 118.500,25 ton, tempurung kelapa ± 47.523,15 ton,dan air kelapa ± 99.123,32 ton pertahun. Seluruh limbah ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Tanaman Nilam

Tanaman nilam di Kalimantan Selatan mulai dirintis pada tahun 2006 seluas 131 Ha terbagi di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Laut 129 Ha dan kabupaten Banjar seluas 2 Ha.

Dengan sumber dana anggaran dari APBN tahun 2007, 52 ha APBD propinsi 30 Ha, swadaya 49 ha, dengan jumlah keseluruhan 131 ha dengan jumlah petani 404 tebbagi atas kabupaten Tanah laut dan Kabupaten Banjar.

Unit pengolahan Atsiri atau penyulingan Nilam hingga tahun 2008 terdapat 14 Unit dengan kapasitas antara 35 hingga 200 kg.

Untuk tahun 2008 tanaman nilam akan dikembangkan di dua kabupaten yakni kabupaten Balangan 5 ha dan kabupaten Tanah Laut 25 ha. Produksi Nila mencapai 24 ton dengan rata-rata produksi minyak 240 kg per ha dengan asumsi 100 kg daun basah sebanding dengan 1 kg minyak nilam.

Tanaman Jarak Pagar

Untuk pengembangan tanaman jarak pagar di Kalimantan Selatan telah dumulai pada tahun 2006 dengan dukungan dana APBN tahun 2007 mencapai 115 ha, sedangkan untuk dana APBD Propinsi kalsel dimulai sejak tahun 2006 dengan jumlah 6 ha dan 10 ha pada tahun 2007, sedangkan untuk tahun 2008 mencapai 100 ha.

Sebaran lokasi tanaman jarak pagar terdapat dibeberapa kabupaten antara lain kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Sedangkan unit pengolahan tanaman jarak pagarterdapat di kabupaten hulu sungai tengah 7 unit dan kabupaten tanah bumbu 1 unit.

Komoditas Lainnya (Kopi, Cengkeh, Kakao, Lada dll)

Areal komoditas ini relatif masih sangat kecil, menyebar pada daerah-daerah tertentu sesuai agroklimat tanaman yang bersangkutan. Sebagai komoditas alternatif yang memberikan prospek yang baik bagi upaya peningkatan pendapatan petani, penyediaan lapangan usaha/berusaha. Komoditas ini perlu sentuhan penanganan yang lebih baik dari segi pengembangan areal, peningkatan produksi, penanganan pasca panen dan promosi pemasaran.


PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN 2006 S/D 2008


1. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2006

a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :

- Meningkatnya pengetahuan pendampingan budidaya kelapa sawit sebanyak 750 petani.
- Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengolahan hasil sheet karet dengan deorab 12 kelompok tani
- Meningkatnya pengetahuan petani/kelompok tani dalam agribisnis, 5 kelompok.

b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.

Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :

- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas.
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 156.400 kg/ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :

  • Peremajaan/perluasan karet 1.992 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 8 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit 4.600 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam 300 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar 6 Ha
  • Pengembangan nilam 2 Ha
  • Pengembangan kopi (swadaya) 100 Ha.

c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :

- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.

d. Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :

- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.

2. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2007

a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :

- Meningkatnya pengetahuan penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok sebanyak 400 petani.
- Pelatihan teknis integrasi ternak-perkebunan bagi petani pekebun sebanyak 3 kelompok (75 orang).
- Pelatihan pengendalian kebakaran dan bencana gangguan usaha perkebunan bagi petugas sebanyak 400 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani jarak pagar 20 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani nilam sebanyak 10 orang.

b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.

Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :

- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas. (karet, kelapa sawit, kelapa dalam, jarak pagar, nilam, kopi),
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 182.000 kg, 15.200 ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :

  • Peremajaan/perluasan karet 1.500 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 2 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit 1.800 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam 500 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar 10 Ha
  • Pengembangan nilam 20 Ha
  • Pengembangan kopi (swadaya) 100 Ha.

c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :

- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.

d. Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :

- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.

3. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2008

a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :

- Meningkatnya pengetahuan penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok sebanyak 400 petani.
- Pelatihan teknis integrasi ternak-perkebunan bagi petani pekebun sebanyak 3 kelompok (75 orang).
- Pelatihan pengendalian kebakaran dan bencana gangguan usaha perkebunan bagi petugas sebanyak 400 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani jarak pagar 20 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani nilam sebanyak 10 orang.

b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.

Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :

- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas. (karet, kelapa sawit, kelapa dalam, jarak pagar, nilam, kopi),
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 182.000 kg, 15.200 ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :
  • Peremajaan/perluasan karet 2.450 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 5 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit 2.000 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam 575 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar 100 Ha
  • Pengembangan nilam 30 Ha
  • Pemeliharaan kebun produksi Kelapa Sawit Tungkap 80 Ha

c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :

- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.
- Operasional Pengawasan Produksi CPO/SP-3 14 PKS.

d. Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :

- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.
- Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Perkebunan 825 KK Petani.

1 komentar:

  1. PT. BASMAA KURNIA UTAMA
    Jual :
    1. Dolomite
    2. CaCo3 Calcium Carbonate Powder
    3. Quick Lime/Kapur Tohor CaO
    4. Hydrated Lime Ca(OH)2

    Hubungi : ‭+62 822 11855757‬, 085329475858

    BalasHapus

koment hendaknya di tujukan untuk membangun blog ini agar lebih baik lagi...