Jumat, 15 Mei 2009

AYAT-AYAT KEPEMIMPINAN





AYAT AYAT PEMIMPIN
Oleh : Triwahjono

Kita sering mendengar atau membaca buku-buku sejarah munculnya nama-nama besar pemimpin Indonesia dan dunia seperti Prabu Kertanegara di Singosari yang berusaha mengusai tanah jawa dan beberapa wilayah di tanah air, kemudian Prabu Hayam Wuruk dan Gajah Mada Maha Patih Majapahit yang pada jamannya berhasil mempersatukan nusantara serta Presidan Sukarno yang berhasil mempersatukan wilayah Indonesia. Di benua Eropa terdapat beberapa pemimpin dunia antara lain seperti Vladimir Lenin dan Joseph Stalin dengan revolusi Bolshevik nya berhasil membangkitkan semangat kaum proletar dan menjatuhkan Tsar Rusia serta mempersatukan Rusia, Ukrania, Belarusia, Khashaktan dan bebebarapa Negara lain lalu membentuk Negara Uni Sovyet Sosialis Republik (USSR). Setelah menderita kekalahan pada perang dunia I di Jerman munculah tokoh besar bernama Adolf Hitler, ia berhasil membangun, menyatukan dan membangkitkan kembali semangat rakyatnya sehingga Jerman menjadi salah satu kekuatan besar di Eropa dan Jerman berhasil menguasai wilayah Eropa daratan. Beberapa abad sebelumnya muncul tokoh di Perancis yaitu Napoleon Bonaparte yang berhasil menaklukan Eropa dengan kekuatan militer maupun dengan taktik diiplomasinya. Di Amerika Latin muncul tokoh Fidel Castro yang dibantu oleh Ernesto Guevara atau lebih dikenal dengan “Che” mereka berhasil menumbangkan Presiden Fulgencio Batista dan menjadi pemimpin Cuba.

Di dunia Islam muncul tokoh tokoh besar seperti Nabi Besar Muhammad SAW yang mendapat petunjuk dari Allah SAW, beliau beserta para umatnya berhasil menjatuhkan rezim Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sofyan dan Abu Jahal. Tidak ketinggalan Ayatullah Ruhollah Khomaini dengan semangat Revolusi Islam Iran berhasil memimpin rakyat Iran dan menumbangkan Syah Iran dan selanjutnya beliau menjadi pemimpin Iran. Pemimpin-pemimpin tersebut berhasil menyatukan orang-orang/kaum/pengikutnya waktu itu karena karisma, kecerdasannya, kemampuannya atau dengan bakat yang dimilikinya. Mereka akan selalu dipuja oleh orang-orang dekatnya atau pengikutnya namun disisi lain mereka juga dianggap musuh.

Disamping memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk memimpin, dia juga membawa misi, ajaran atau ideology tertentu. Sebagai contoh Lenin dan Stalin mengembangkan ajaran komunisme atau Marxistme, ajaran/ideology tersebut saat ini sudah tidak dipakai lagi Negara-negara bekas Uni Sovyet, tetapi masih dipakai oleh Negara lain seperti Cina. Fidel Castro di Cuba juga membawa ajaran komunisme/sosialisme untuk melawan kekuatan liberalisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Di luar cuba juga terdapat pemimpin Amerika Latin seperti Hugo Chaves di Venezuela dan Evo Morales di Bolivia, mereka juga berusaha melawan kekuatan liberalisme Amerika Serikat. Tokoh lain seperti Benito Musolini, dia berusaha dengan mengembangkan ajaran Fasisme di Italia. Negara Negara di Eropa Barat, Amerika Serikat serta banya Negara-negara di dunia berusaha membangung kekuatan dengan mengembangkan ideology liberalisme. Di Indonesia Presiden Sukarno dengan ideology Pancasila. Serta Nabi Besar Muhammad SAW membawa ajaran Islam.

Dari beberapa contoh Pemimpin-pemimpin tersebut di atas kalau kita amati dan telaah mereka adalah orang/pribadi yang memiliki karakter, kecerdasan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang/pengikutnya pada jamannya sehingga dia mampu mewujudkan cita-cita atau tujuannya serta sorang pemimipin juga membangun, membangkitkan dan mengembangkan ideology, misi dan ajaran. Untuk lebih memperjelas pengertian tentang pemimpin, berikut ini kami sajikan beberapa pendapat tentang pengertian dari kata “pemimpin”.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “pemimpin disebut penghulu, pemuka, pelopor, Pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua kepala, penuntun, raja, tua-tua dan sebagainya. Sedangkan menurut pendapat Adi Sujatno pemimpin adalah suatu peran dalam system tertentu”. Mengutip pendapat Kartini Kartono, Pdt Ruslan Christian mendefinisikan pengertian pemimpin “sebagai pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu”.

Dari beberapa pendapat di atas penulis mempertegas teori-teori tersebut antara lain bahwa pemimpin merupakan sosok individu/pribadi/orang/person, kemudian pemimpin juga bisa disebut dengan sebutan presiden, imam, raja, sultan, paus dan sebagainya. Pemimpin juga harus memiliki kecakapan atau ketrampilan khusus yaitu memimpin. Sedangkan dari pengangkatannya pemimpin bisa diangkat secara resmi/dilantik seperti halnya seorang raja/presidan tetapi bisa juga tidak dilantik secara resmi. Lebih lanjut yang terpenting adalah seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan tertentu tersebut bisa kekuasaan, ekonomi, dan/atau ideology/ajaran/paham.

Di Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat atau khususnya Negara yang menganut paham liberalisme, kapitalisme dan sekuler, pemimpin gereja/rohani Kristen tidak turut campur dalam urusan kenegaraan, pemerintahan atau peradilan. Pemimipin-pemimpin rohani hanya mengatur urusan social keagamaan atau hubungan manusia dengan Gereja dan Tuhan. Jadi terjadi pemisahan yang jelas antara pemimpin gereja/rohani dengan pemimpin Negara/pemerintahan/peradilan. Umumnya Negara-negara tersebut menerapkan system Trias Politika yang memisahkan antara kekuasaan eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Lebih lanjut mengutip pendapat Pdt Ruslan Christian mengemukakan:
“ada tiga teori tentang kemunculan pemimpin,
pertama teori genetic. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin lahir dari pembawaan bakatnya sejak ia lahir, bukan dibentuk menurut perencanaan yang disengaja. Pemimpin demikian lahir dari situasi yang bagaimanapun juga karena ia bersifat sudah ditetapkan (determinis dan fatalis).
Kedua, teori social. Teori ini kebalikan atau lawan teori pertama. Pemimpin tidak muncul akibat bawannya sejak lahir, melainkan disiapkan dan dibentuk. Sebab itu setiap orang bisa menjadi pemimpin asal dipersiapkan dan dididik secara sistematis.
Ketiga, teori ekologis atau sintetis. Teori ini muncul sebagai respon terhadap dua teori terdahulu. Teori ini menyatakan bahwa pemmpin muncul melalui bakat-bakat sejak kelahirannya, lalu dipersiapkan melalui pengalaman dan pendidikan seusai dengan konteksnya”.

Dari tiga teori tentang kemunculan para pemimpin tersebut serta sejarah lahirnya para pemimpin menurut pendapat penulis bahwa teori yang ketiga yaitu teori ekologi dan sintetis lah yang lebih tepat, karena seorang disamping memiliki bakat atau ketrampilan untuk memimpin selanjutnya ia mempersiapkan/dipersiapkan dirinya dengan belajar dari orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu contohnya adalah Fidel Castro, dia memiliki bakat yang luar biasa dalam memimpin dan dia juga mempersipakan dirinya. Bahkan ketika dipenjara ia rajin membaca buku dan selanjutnya dia juga berbagi pengalaman dengan Che Guevara sehingga akhirnya menjadi pemiimpin Cuba sampai saat ini.

Dalam kehidupan orang Jawa atau yang lebih dikenal dengan kepercayaan Kejawen unsur- unsur agama seperti Islam, Hindu, Budha, dan kepercayaan orang Jawa terdahulu sebelum masuknya agama seperti Animisme/Dinamisme, alam semesta, mistisme mewarnai berbagai kehidupan masyarakat/orang Jawa, termasuk masalah pemimpin dan kepemimpinan didalamnya. Sejarah kerajaan-kerajaan Islam Jawa terdahulu seperti Demak, Pajang, Mataram Islam, Cirebon dan Banten yang dipimpin oleh seorang Sultan disamping sebagai kepala Negara juga mengemban misi peradilan namun untuk masalah-masalah keagamaan sultan masih didampingi oleh para wali/kyai atau ulama.

Falsafah kepemimpinan Jawa diwujudkan dalam hasta brata yang merupakan symbol benda-benda alam semesta antara lain surya (matahari) yaitu pemimpin harus dapat memberikan motivasi kepada rakyat/umatnya, kartika (bintang) pemimpin harus dapat menjadi suri teladan dalam kebaikan, candra (bulan) seorang pemimpin memberikan kekuatan mental/spiritual ketika umat/rakyatnya sedang dalam kesulitan, angkasa (langit) berarti seorang pemimpin harus mampu menampung aspirasi rakyatnya, maruto (angin) seorang pemimpin harus selalu ada di tengah-tengah rakyanya, samudro (lautan) seorang pemimpin harus dapat menyegarkan rakyatnya, dahana (api) pemimpin harus dapat mengobarkan semangat rakyannya dan harus berani menegakkan kebenaran, bhumi (tanah) seorang pemimpin harus kuat dan murah hati.

Selanjutnya seorang pemimpin yang bijaksana harus mempunyai sifat antara lain Ing ngarso sung tuladha yaitu ketika di depan seorang pemimpin selalu memberi contoh, Ing madyo mangun karso yaitu ketika di tengah pemimpin harus ikut bekerja, tidak hanya memerintah saja, Tut wuri handayani yaitu mengikuti dari belakang, Prasaja yaitu sederahana, setyo yaitu loyal, dan blaka yaitu jujur.

Dalam dunia Islam istilah Pemimpin sering disebut dengan istilah Khalifah, Imam, Sultan dan sebagainya. Imam adalah orang yang berada di depan, dan seorang imam tentunya memiliki pengikut, sebagaimana layaknya sholat berjamaah seorang imam juga punya ma’mum atau orang yang berada di belakang imam, sebagaimana di sebutkan dalam Q.S. Al Anbiya : 73 yang artinya: “Kami tunjuk mereka sebagai imam yang memberikan panduan dengan izin kami”.

Selanjutnya dalam Q.S. Shaad : 26 disebutkan yang artinya : “Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.

Menurut kedua ayat di atas tugas seorang imam/penguasa adalah memberikan panduan/petunjuk kepada umatnya dan menjadi hakim yang adil, serta seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah tidak boleh mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan umat/rakyatnya. Jadi dari dua ayat tersebut tersirat tidak ada pemisahan kepemimpinan dalam urusan social, politik, agama dengan kepimpinan peradilan atau dengan kata lain tidak ada pemisahan antara kekuasaan eksekutif dengan yudikatif.

Dalam Islam keberadaan seorang pemimpin mutlak adanya, bahkan ketika ada tiga orang dalam perjalanan harus mengangkat seorang pemimpin, sebagaimana diamanatkan dalam hadist yang di riwayatkan oleh Abu Dawud sebagai berikut : “apabila berangkat tiga orang dalam perjalanan, maka hendaklah merek mengangkat salah seorang diantaranya menjadi pemimpin”.

Imam adalah orang/personal yang memegang fungsi kepemimpinan. Sedangkan Imamah adalah proses/kegiatan seorang imam, dalam Islam terutama dalam aliran Syiah konsep Imamah lah sangat penting, Imamah menurut Khaja Nasiruddin Tusi dalam At Tajrid mendefinisikan Imamah sebagai kewajiban umum masyarakat.

Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa pemimpin adalah orang/person yang secara formal/non formal mampu mempimpin/mempengaruhi orang sekitarnya untuk mencapai tujuan/misi/paham/ajaran tertentu.

Menurut Islam tidak ada pemisahan antara agama dengan kekuasaan atau peradilan, sedangkan menurut ideologi Pancasila, sekuler, liberalisme, kapitalisme, dan kekuasaan rohani Kristen, terdapat pemisahaan antara agama, kekuasaan sedangkan kepemimpinan kerajaan Islam di tanah Jawa banyak mengadopsi kepemimpinan Islam dan agama/kepercayaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sujatno, Kepemimpinan Strategis di Abad XXI, Internet
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pdt. Ruslan Cristian, Kepemimpinan Kristen Versus Kepemimpinan Sekuler, Internet

Penulis saat bekerja sebagai guru SMK Al Wahyu Jakarta Timur dan pemerhati masalah sejarah dan kebudayaan Jawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

koment hendaknya di tujukan untuk membangun blog ini agar lebih baik lagi...